#MTTS : Atsar Abu Bakar “Langit Mana yang Akan Menaungiku…”

#MTTS : Atsar Abu Bakar “Langit Mana yang Akan Menaungiku…”

Seri #MasyhurTapiTakShahih

Atsar ke-1 #Perkataan Abu Bakar :

«أَيُّ سَمَاءٍ تُظِلُّنِي، وَأَيُّ أَرْضٍ تُقِلُّنِي إِذَا قُلْتُ فِي كِتَابِ اللهِ مَا لَا أَعْلَمُ»

“Langit mana yang akan menaungiku dan bumi mana yang akan menampungku jika aku menafsirkan Kitabullah tanpa ilmu”

Derajat : Dha’if (lemah).

Al-Hafizh Ibnu Hajar r berkata dalam Al-Kaafi Asy-Syaafi (4/691) : “Dikeluarkan oleh Abu Ubaid dalam “Fadhail”-nya, ‘Abd bin Humaid, dan Ibnu Abi Syaibah…”. (Mausu’ah Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Haditsiyah 1/103).

Saya katakan: Dikeluarkan juga oleh Al-Baghawi dalam tafsirnya (8/339), yang oleh muhaqqiqnya disandarkan kepada Ath-Thabari. Juga dikeluarkan oleh Ibnu Abdil Barr dalam “Jaami’ Bayaan al-‘ilm wa fadhlihi”.

Atsar ini dha’if dikarenakan terputusnya sanad antara Ibrahim At-Taimi dan Abu Bakar Ash-Shiddiq h. Karena sesungguhnya Ibrahim At-Taimi tidak mendengar dari Abu Bakar Ash-Shiddiq h.

Ad-Daraquthni berkata: “Ia tidak mendengar dari Hafshah, dan tidak pula dari Aisyah, dan ia juga tidak sezaman dengan keduanya” (Tahdzibut Tahdzib 1/160)

Saya katakan: Jika ia tidak sezaman dengan Aisyah dan Hafshah k, maka pasti ia tidak mengalami zaman Ash-Shiddiq h.

Atsar ini juga didhaifkan oleh:

  1. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah r dalam “Muqaddimah Tafsir” (disyarah oleh Ibn ‘Utsaimin) hal. 143 beliau berkata: “Sanadnya terputus”.
  2. Al-Hafizh Ibnu Katsir r dalam Tafsirnya (4/608) pada tafsir firman Allah: “wa faakihatan wa abbaa” (QS. ‘Abasa : 31). Berkata Abu Ubaid Al-Qasim bin Sallam, tsana Muhammad bin Yazid, tsana Al-‘Awwam bin Hausyab dari Ibrahim At-Taimi ia berkata: Abu Bakar Ash-Shiddiq h ditanya tentang firman Allah: “wa faakihatan wa abbaa”, ia berkata: “Langit mana yang akan menaungiku dan bumi mana yang akan menampungku jika aku menafsirkan Kitabullah tanpa ilmu”. Ibnu Katsir berkata: “Dan (atsar) ini terputus (sanadnya) antara Ibrahim At-Taimi dan Ash-Shiddiq h“.
  3. Al-Hafizh Ibnu Hajar r dalam “Al-Kaafi Asy-Syaafi” berkata: “Atsar ini munqati’ (terputus)”.
  4. Guru kami, Syaikh Al-Wadi’i r dalam ta’liq beliau terhadap tafsir Ibnu Katsir (1/16) berkata: munqati’

 

Ta’liq (Komentar):

Saya katakan: Namun ada riwayat yang shahih dari Abu Bakar bahwa beliau berkata:

«أَيُّ سَمَاءٍ تُظِلُّنِي، وَأَيُّ أَرْضٍ تُقِلُّنِي إِذَا قُلْتُ مَا لَا أَعْلَمُ»

“Langit mana yang akan menaungiku dan bumi mana yang akan menampungku jika aku berkomentar tanpa ilmu”.

(tanpa penyebutan “fi kitabillah”).

Dikeluarkan oleh Al-Bazzar dengan sanad yang shahih dari Aisyah, bahwa ketika turun ayat yang membela kehormatan Aisyah pada peristiwa Hadits Ifki, Abu Bakar mencium kepala Aisyah. Aisyah pun berkata: “Tidakkah engkau memaafkanku?”. Abu Bakar menjawab: “Langit mana yang akan menaungiku dan bumi mana yang akan menampungku jika aku berkomentar tanpa ilmu”.

Saya sebutkan hal ini supaya tidak simpang siur bagi anda. Bahwa atsar yang dha’if adalah ketika Abu Bakar ditanya tentang tafsir ayat: “wa faakihatan wa abbaa” (QS. Abasa [80] : 31).

Sedangkan atsar yang shahih adalah setelah terjadinya peristiwa hadits ifki, dan terbebasnya Aisyah i dari tuduhan keji. Wallahu a’lam. (Fathul Bari 8/334 ; Ruhul Ma’aani 18/432 ; Ash-Shahihah hadits no. 2507)

 


Diterjemahkan dari Kitab “Is’aaful Akhyaar bimaa isytahara wa lam yashih min Al-Ahaadiits wal Aatsaar wal Qashash wal Asy’aar” ditulis oleh Muhammad bin Abdullah Bamusa

Copyright © 2025 Abu Azzam Al-Banjary