Atsar ke-7 #Perkataan Ali bin Abi Thalib :
«التقوى هي: الخوف من الجليل، والعمل بالتنزيل، والاستعداد ليوم الرحيل»
“Takwa adalah: Rasa takut kepada Allah, mengamalkan Al-Qur’an dan mempersiapkan bekal akhirat”.
Derajat : Dha’if (lemah).
Atsar ini telah menjadi populer tersebar melalui lisan para penuntut ilmu, para da’i dan lainnya mengenai makna takwa. Dan saya telah berusaha mencari sumber atsar ini namun tidak menemukannya. Kemudian saya juga pernah mendengar guru kami Syaikh Al-Wadi’i r dalam lebih dari satu kali mengatakan bahwa: “(Atsar ini) tidak valid”.
Sebagai tambahan juga bahwa nama “Al-Jaliil” (Yang Maha Mulia) tidaklah tsabit (valid) merupakan nama bagi Allah Ta’ala. Maka bagaimana mungkin Ali bin Abi Thalib h menyematkan nama ini bagi Allah sedangkan ia bukanlah merupakan nama Allah. Inilah diantara alasan yang menunjukkan bahwa atsar ini tidaklah shahih dinisbatkan kepada Ali bin Abi Thalib h. Wallahu a’lam.
Hadits 99 Asmaul Husna
Memang benar terdapat nama “Al-Jaliil” dalam sebuah hadits panjang yang menyebutkan tentang Asma’ul Husna. Bahwa Allah memiliki 99 Nama, siapa yang menghafalnya akan masuk kedalam surga, dan disebutkan diantaranya nama “Al-Jaliil”. Hadits tersebut diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, Al-Hakim, dan Al-Baihaqi dalam kitab “Al-Asmaa’ wa Ash-Shifaat” dari Abu Hurairah h. Hadits ini dinilai dha’if (lemah) oleh Syaikh Al-Albani r dalam “Dha’if Al-Jaami'” no. 1945, dan juga didha’ifkan oleh ulama lainnya. (Lihat, Al-Ahaadiits Adh-Dhu’aaf wa Al-Maudhu’aat fi Al-Asmaa’ wa Ash-Shifaat hal. 64-65).
Sedangkan kaidah dalam menetapkan Asma’ dan Sifat ialah: “Bahwa nama-nama Allah dan sifat-sifatnya adalah Tauqifiyah (ditentukan berdasarkan dalil), sehingga tidak ada ruang bagi akal untuk menetapkannya”. Oleh karena itu kita tidaklah menetapkan nama-nama dan sifat-sifat bagi Allah kecuali jika telah valid ditetapkan oleh Al-Kitab dan As-Sunnah. (Al-Qawa’idul Mutslaa fii Shifaatillaah wa Asmaa’ihi al-Husnaa hal. 16 & 38).
Diterjemahkan dari Kitab “Is’aaful Akhyaar bimaa isytahara wa lam yashih min Al-Ahaadiits wal Aatsaar wal Qashash wal Asy’aar” ditulis oleh Muhammad bin Abdullah Bamusa
Atsar Ali bin Abi Thalib